Film Movie
Sub Category
"Azab Seorang Centeng Meninggal Dengan Kedua Tangan Bernanah" adalah Episode 132 dari serial FTV rohani Islam Hidayah, produksi MD Entertainment yang tayang perdana di Trans TV pada 11 Juli 2005. Serial ini terkenal dengan episode-episode mandiri yang menyampaikan pesan moral tentang azab ilahi atas dosa-dosa besar, sering kali dengan elemen dramatis dan supranatural untuk mengajak penonton bertaubat. Episode ini termasuk dalam batch episode tengah yang menyoroti tema kekerasan dan penindasan, di mana pelaku mendapat balasan fisik yang mengerikan di akhir cerita.
Episode ini mengisahkan seorang centeng atau preman bayaran kejam (tokoh antagonis utama, sering diperankan aktor seperti Henri Hendarto atau Hengky Solaiman) yang bekerja untuk orang kaya atau pejabat korup. Ia sering memukul, menganiaya, dan menakuti orang miskin atau yang berhutang, termasuk mematahkan tangan korban tanpa ampun. Meski diberi peringatan oleh keluarga atau tetangga tentang dosa kekerasannya, sang centeng tetap keras hati dan menganggapnya sebagai "pekerjaan". Puncak cerita terjadi saat ia jatuh sakit mendadak: kedua tangannya membengkak dan bernanah parah, penuh dengan bisul beracun yang berbau busuk, hingga ia tidak bisa bergerak. Dalam sekarat, ia mengalami halusinasi korban-korbannya yang memukul balik. Akhirnya, ia meninggal dalam kesakitan hebat, dan saat dimandikan, nanah dari tangannya mengalir deras seperti darah, membuat orang-orang syok dan melihatnya sebagai tanda azab dari Allah SWT.
Wyn memutuskan pergi ke Korea Selatan untuk mencari seorang pria yang telah meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Namun, proses pencarian tersebut ternyata tak berjalan sesuai dengan harapannya.
Sinopsis Singkat:
Film ini lanjutan dari kisah sebelumnya dalam penumpasan sebuah sindikat yang berkedudukan dan mengelola kejahatan. Indra Sanjata dan Ben Murphy saling bekerjasama dalam membongkat sindikat tersebut.
Sinopsis Lengkap:
Lanjutan kisah laga ini menceritakan penumpasan sebuah sindikat yang berkedudukan dan mengelola kejahatan dari atas kapal pesiar mewah, yang berfungsi sebagai tempat perjudian, rumah bordil, pusat penampungan obat bius, dan pencetakan uang palsu. Adalah Indra Sanjata (Advent Bangun) dan Ben Murphy (Waren Fleming) yang bahu membahu membongkar kegiatan sindikat tersebut, yang telah menyandera adik Ben, Margie (Marintan Panjaitan).
Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -
Klasifikasi: 17+
Bahasa: Bahasa Indonesia
Warna: Berwarna
Status: Selesai / Rilis
"Ustaz Ahmad, seorang tokoh agama, harus melakukan ruqyah kepada istri dan anak-anaknya karena sering diganggu oleh sesosok makhluk halus yang mengerikan.
"Demi jalan singkat untuk memperbaiki hidupnya, Otto, mantan tentara yang baru keluar dari penjara, berniat merampok sorang perempuan kaya raya yang konon menjadi simpanan para pejabat. Namun, aksi perampokan mereka berubah menjadi melapetaka.
Beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang membuat mereka kehilangan ibu dan si bungsu Ian, Rini dan adik-adiknya, Toni dan Bondi, serta Bapak tinggal di rumah susun karena percaya tinggal di rumah susun aman jika terjadi sesuatu karena ada banyak orang.
"Ejen Ali: The Movie 2 mengisahkan Ali yang menjadi pilot untuk kostum super canggih bernama SATRIA, yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan fisik dan mental. Saat kota Cyberaya diserang oleh penjahat misterius Neonimus dan sosok Cero yang memiliki hubungan dengan Alicia, Ali harus menghadapi ancaman, mengendalikan kostum SATRIA, dan belajar bahwa keberanian sejati adalah tentang keputusan moral serta integritas, bukan hanya kekuatan.
Setelah hilangnya SITA (Artika Sari Devi), istrinya, di Gunung Sarangan di ulang tahun ke-10 DRUPADI (Adzana Ashel), putrinya, sikap TITO (Donny Alamsyah) menjadi dingin dan membuat Dru sedih. Pacarnya,RAKA (Razan Zu), dan sahabatnya MAYA (Dinda Mahira), UCOK (Fatih Unru), JAMAL (Fadi Alaydrus), dan NURUL (Alika Jantinia) serta sahabat orang tuanya BAGUS (Yama Carlos) dan OJI (Alex Abbad), juga GANCAR (Tesadesrada Ryza) pamannya, adalah penyemangat Dru. Namun itu semua tak cukup, dan di ulang tahunnya ke-17 Dru berangkat ke Gunung Sarangan untuk mencari ibunya.
"Kematian Tragis Jawara Kampung" adalah Episode 55 dari serial FTV rohani Islam Hidayah, produksi MD Entertainment yang tayang perdana di Trans TV pada 11 Juli 2005. Serial ini terkenal dengan episode-episode mandiri yang menyampaikan pesan moral tentang azab ilahi atas dosa-dosa besar, sering kali dengan elemen dramatis dan supranatural untuk mengajak penonton bertaubat. Episode ini, juga dikenal dengan judul alternatif "Kisah Preman Yang Tragis", menyoroti tema premanisme kampung, di mana "jawara kampung" (juara atau preman lokal) mendapat balasan tragis atas kezalimannya.
Episode ini mengisahkan seorang jawara kampung atau preman desa (tokoh antagonis utama, diperankan oleh aktor legendaris Henri Hendarto sebagai "Lord Suroso") yang sombong dan kejam. Ia sering memeras warga, memukul orang lemah, dan menguasai pasar desa dengan kekerasan, mengabaikan nasihat agama dari kyai atau tetangga. Hidupnya tampak glamor dengan uang haram, tapi dosa-dosanya menumpuk. Puncak cerita terjadi saat ia terlibat konflik mematikan: mati tragis terluka parah dalam perkelahian, mungkin terjatuh dari motor atau ditikam, dengan darah berceceran di jalan kampung. Dalam sekarat, ia mengalami penyesalan mendalam, melihat bayangan korban-korbannya, dan jenazahnya saat dikubur menunjukkan tanda azab seperti bau amis atau tubuh membengkak. Cerita berakhir dengan pelajaran bagi warga desa tentang bahaya kesombongan dan kekerasan.
Harimau Merah: Konflik Bermula adalah sebuah film aksi tentang Hakin, seorang perwira polisi yang menyamar dan menyusup ke dalam geng kriminal "Harimau Merah" untuk mengungkap kejahatan mereka. Misinya menjadi rumit ketika ia dikhianati dan harus menghadapi dilema moral serta loyalitasnya dipertaruhkan, berjuang untuk keadilan di tengah dunia yang penuh tipu daya tanpa identitasnya terbongkar.
Film aksi Korea terbaru, Mantis, merupakan film spin-off dari film Kill Boksoon yang rilis pada tahun 2023. Film ini berpusat pada seorang pembunuh bayaran ulung bernama Mantis yang kembali ke dunia pembunuhan setelah sekian lama cuti.
Sinopsis Singkat:
Bercerita tentang 3 wanita yang saling bersahabat berusaha mengungkap pembunuhan terhadap keluarga teman mereka. Setelah diselidiki, ternyata pembunuhan tersebut berlatar belakang hasrat untuk menguasai tanah perkebunan yang dimiliki keluarga teman mereka itu.
Sinopsis Lengkap:
Tina (Sally Marcelina), Rani (Ranieta Manopo) dan Ika (Anna Sherly) saling bersahabat. Suatu hari, mereka mengunjungi perkebunan milik Pak Guntur karena ibu Rani, Sarah (Ferry Soraya), berlibur di sana. Namun, yang mereka temukan justru rumah itu sudah penuh mayat korban pembunuhan, termasuk ibu Rani. Ketiga sahabat itu kemudian bertekad mengungkap pelaku pembunuhan. Dibantu Pak Dewo, ayah Tina yang merupakan seorang perwira polisi, dan Pak Guntur yang langsung kembali ke tanah air karena tragedi itu, pelaku pembunuhan berhasil diciduk. Mereka ternyata komplotan Handoko (Rudy Salam) dan Diran (Karen Sukarno), yang berhasrat menguasai tanah perkebunan yang indah dan subur itu.
Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -
Klasifikasi: 17+
Bahasa: Bahasa Indonesia
Warna: Berwarna
Status: Selesai / Rilis
"Jenazah Pemabuk Di Kebumikan Oleh Berandalan Yang Sedang Mabuk" adalah Episode 45 dari serial FTV rohani Islam Hidayah, produksi MD Entertainment yang tayang perdana di Trans TV pada 11 Juli 2005. Serial ini terkenal dengan episode-episode mandiri yang menyampaikan pesan moral tentang azab ilahi atas dosa-dosa besar seperti mabuk-mabukan, sering kali dengan elemen dramatis dan supranatural untuk mengajak penonton bertaubat. Episode ini menyoroti tema kenakalan remaja dan premanisme yang melibatkan alkohol, di mana pelaku mendapat balasan tragis saat prosesi pemakaman.
Episode ini mengisahkan sekelompok berandalan kampung (preman muda atau anak muda nakal, diperankan oleh aktor seperti Henri Hendarto sebagai "Lord Suroso" – villain legendaris Hidayah) yang sering mabuk-mabukan dan berbuat onar. Mereka merampok, mengganggu warga, dan bahkan menyebabkan kematian seseorang akibat tawuran mabuk. Tokoh utama, seorang pemabuk kronis di antara mereka, akhirnya tewas dalam kecelakaan mabuk (seperti jatuh dari motor atau tawuran mematikan). Saat jenazahnya akan dikuburkan, ironisnya, prosesi pemakaman justru dilakukan oleh rekan-rekan berandalan yang sedang mabuk lagi – mereka datang ke pemakaman sambil mabuk, bernyanyi-nyanyi kasar, dan bahkan menjatuhkan peti mati, menyebabkan jenazah terguling dan terlihat "bangkit" secara supranatural (seperti angin kencang atau penampakan). Kejadian ini menjadi azab ilahi yang mengerikan, membuat yang lain ketakutan dan sadar dosa mereka. Cerita berakhir dengan penyesalan kolektif dan pelajaran bagi masyarakat.
"Gadis Buta Teraniaya" adalah Episode 79 dari serial FTV rohani Islam Hidayah, produksi MD Entertainment yang tayang perdana di Trans TV pada 11 Juli 2005. Episode ini termasuk dalam batch tengah serial yang sangat emosional, menyoroti kezaliman terhadap orang cacat (khususnya tunanetra) dan balasan azab yang tragis bagi pelaku. Berbeda dari banyak episode azab, cerita ini juga menekankan hidayah dan keadilan ilahi bagi korban yang sabar.
Kisah berpusat pada seorang gadis buta bernama Siti (diperankan oleh aktris cilik atau remaja seperti Nia Anggia atau Caca Sherina), yatim piatu yang tinggal bersama paman dan bibinya yang tamak. Mereka menganiaya Siti secara kejam: Dipaksa mengemis di pasar sambil pura-pura buta (padahal benar-benar buta). Diberi makan sisa, dikurung di gudang, dan sering dipukuli jika hasil mengemis kurang. Uang hasil mengemis dirampas untuk judi dan belanja mewah.
Siti hanya bisa berdoa dan bersabar, sering mengaji Al-Qur’an dengan suara merdu meski buta. Suatu malam, saat paman memukulinya hingga berdarah, terjadi azab ilahi:
Paman tiba-tiba buta total saat hendak memukul lagi. Rumah mereka terbakar misterius (diduga petir atau angin kencang). Saat paman sekarat, matanya mengeluarkan nanah hitam dan ia menjerit melihat bayangan Siti yang “bercahaya”.
Akhir cerita: Siti diselamatkan dan disembuhkan matanya secara ajaib oleh seorang kyai yang mendengar doanya, sementara keluarga pelaku hancur. Siti hidup bahagia, menjadi pengajar ngaji.
Sinopsis Singkat:
Film komedi mengenai pasangan Kadir-Doyok yang keluar masuk tahanan akibat merampok bank.
Sinopsis Lengkap:
Kali ini Kadir dan Doyok jadi pasangan yang keluar masuk tahanan. Mula-mula karena merampok bank, kemudian karena melarikan diri, lalu karena melarikan diri lagi. Di seputar itulah film ini mencoba menggali banyolan, dengan melibatkan juga Rosa (Nyoman Ayu Lenora), sebagai pacar Doyok. Kisah diakhiri dengan masuk laginya mereka ke penjara tanpa ada kemungkinan lolos.
Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -
Klasifikasi: 17+
Bahasa: Bahasa Indonesia
Warna: Berwarna
Status: Selesai / Rilis
"Kisah Preman Yang Tragis" adalah Episode 55 dari serial FTV rohani Islam Hidayah, produksi MD Entertainment yang tayang perdana di Trans TV pada 11 Juli 2005. Episode ini juga dikenal dengan judul alternatif "Kematian Tragis Jawara Kampung", dan menjadi salah satu episode paling ikonik karena peran legendaris Henri Hendarto sebagai "Lord Suroso" – preman kejam yang selalu mati tragis di serial ini.
Cerita berpusat pada Suro (Henri Hendarto), seorang preman kampung yang dijuluki "Jawara Kampung". Ia menguasai pasar, memalak pedagang, memukuli warga, dan bahkan memeras anak yatim. Suro sombong, sering berkata:
"Di kampung ini, hukumnya cuma satu: hukum Suro!"
Ia mengabaikan nasihat kyai, ibunya, dan bahkan istri yang sudah menangis memohon taubat. Hidupnya penuh uang haram, minuman keras, dan kekerasan.
Puncak azab terjadi saat ia terlibat tawuran besar dengan preman rival. Dalam perkelahian, Suro terjatuh dari motor, kepalanya terbelah di aspal, dan mati seketika dengan darah berceceran. Saat jenazahnya dimandikan, tubuhnya mengeluarkan bau busuk seperti bangkai, dan air mandi berubah hitam pekat. Keluarganya syok, warga takut, dan kuburannya pun tercium bau amis hingga 3 hari.
Di akhir, muncul penampakan Suro menangis di kuburan, memohon ampun – tapi sudah terlambat. Cerita ditutup dengan narasi:
"Sesungguhnya, kezaliman itu akan kembali kepada pelakunya, di dunia atau akhirat." (QS. Al-Isra: 7)
FTV Hidayah: Suami Alim Ternyata Perampok adalah salah satu episode dari serial televisi rohani Islam Hidayah, produksi MD Entertainment yang tayang perdana di Trans TV sejak 2005. Serial ini menyajikan kisah mandiri dengan pesan moral tentang hidayah dari Allah SWT, di mana tokoh yang munafik atau menyembunyikan kejahatan seperti perampokan sering mendapat azab atas kezaliman mereka.
Episode ini menceritakan seorang suami yang berpura-pura alim dan soleh di depan keluarga atau masyarakat, tetapi sebenarnya terlibat dalam perampokan atau kejahatan serupa, yang akhirnya terbongkar dan berujung azab tragis sebagai pelajaran tentang bahaya kemunafikan dan dosa tersembunyi. Kisahnya mirip dengan tema episode lain seperti "Orang Desa Jadi Perampok" atau "Hidayah Suami, Ujian Bagi Istri" di mana suami jahat menyembunyikan profesi haramnya, serta sering melibatkan aktor antagonis seperti Henri Hendarto. Tema utamanya menekankan pentingnya kejujuran dan tauhid, dengan akhir cerita yang mengerikan untuk mengingatkan penonton agar dijauhkan dari perbuatan zalim.
Selamat Menyksikan
Ambar betekad mencari keberadaan Jarot, suaminya hilang tanpa jejak di wilayah tambang pasir. Namun semakin dalam penyelidikannya, ia dihalangi oleh Raden Broto, dan harus memilih antara terus berjuang menguak misteri atau melindungi nyawa anaknya.
Sinopsis Singkat:
Gumara pergi ke desa Kumayan untuk mencari ayahnya dan menjadi guru. Saat kunjungan ke Lebai Karat terjadi penyerangan dari harimau jadi-jadian kemudian ditolong oleh anak Lebai Karat, Harwati. Setelah diketahui ternyata Gumara adalah anak haram dari Lebai Karat. Kemudian terjadi penyerangan lagi oleh enam harimau jadi-jadian yang dibela oleh ayahnya, Lebai Karat.
Sinopsis Lengkap:
Sebuah film horor yang berdasarkan sebuah kepercayaan mistik. Gumara (Ray Sahetapy) datang ke desa Kumayan untuk jadi guru, di samping untuk mencari ayah kandungnya. Sejak kedatangannya di hari pertama, ia sudah menghadapi hal-hal aneh. Bahkan kunjungannya ke Lebai Karat (El Manik) membuat Gumaran menghadapi harimau jadi-jadian. Untung Harwati (Anneke Putri), putri Lebai Karat sempat melerai. Tanpa disadari, Gumara memiliki keampuhan sama. Harwati ini kemudian jatuh cinta pada Gumara. Begitu juga muridnya yang terpandai, Pita Loka (Shinta Kartika Dewi). Kemudian diketahui bahwa Gumara adalah anak haram Lebai Karat. Gumara ingin memutus keampuhan harimau jadi-jadian. Enam harimau jadian lainnya tersinggung. Lima di antaranya menyerang Gumara, yang dibela ayahnya, Lebai Karat. Mungkin bisa dibilang film mistik yang paling lumayan dan masuk akal.
Negara & Tanggal Rilis: Indonesia, -
Klasifikasi: 17+
Bahasa: Bahasa Indonesia
Warna: Berwarna
Status: Selesai / Rilis