Film Movie
Sub Category
Hafalan Sholat Delisa adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2011, disutradarai oleh Chiska Doppert. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Tere Liye. Ceritanya mengisahkan tentang seorang gadis kecil bernama Delisa (diperankan oleh Naysila Mirdad), yang tinggal di Aceh bersama ibunya dan dua saudara perempuannya.
Delisa adalah seorang gadis yang ceria dan cerdas, namun kehidupannya harus menghadapi ujian berat ketika terjadinya gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004. Ibunya meninggal dalam bencana tersebut, dan Delisa yang selamat dari bencana itu harus berjuang menghadapi kenyataan pahit dan proses berduka.
Salah satu fokus utama film ini adalah perjuangan Delisa dalam menghafal sholat, yang menjadi simbol keteguhan dan harapan bagi dirinya dalam menghadapi kehilangan ibunya. Meski muda, Delisa memiliki tekad untuk terus menghafal sholat sebagai bagian dari ajaran agama yang diajarkan oleh ibunya. Di tengah situasi yang penuh dengan rasa kehilangan dan kepedihan, Delisa mencoba untuk tetap bertahan dan menjalani kehidupannya, berusaha memenuhi harapan ibunya.
Di sepanjang cerita, Delisa ditemani oleh kakeknya, yang berperan penting dalam membimbingnya melalui masa-masa sulit. Proses berduka yang dilalui Delisa menggambarkan kekuatan spiritual dan keteguhan hati seorang anak dalam menghadapi trauma dan kehilangan.
Film ini mengangkat tema kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan iman, serta bagaimana anak-anak dapat belajar untuk menerima kenyataan dan berjuang melalui tantangan hidup meskipun usianya masih muda.
Film Hafalan Sholat Delisa mengajarkan tentang pentingnya keteguhan hati dalam menghadapi cobaan hidup. Selain itu, film ini juga mengajak penonton untuk menghargai orang-orang yang kita cintai dan memperkuat ikatan dengan agama sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Dengan sentuhan emosional yang dalam, film ini mampu menyentuh hati penonton dari berbagai kalangan, terutama bagi mereka yang pernah mengalami kehilangan besar dalam hidup.
Jagal Teluh adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 27 Februari 2025. Disutradarai oleh George Hutabarat, film ini mengangkat tema ritual mistis dan balas dendam yang mencekam.
Saida (Selvi Kitty) adalah seorang wanita yang sejak kecil dikucilkan karena luka di wajahnya. Keinginannya untuk memiliki penampilan cantik membawanya kepada Ki Ageng (Kelono Gambuh), seorang dukun yang menawarkan ritual terlarang. Ritual ini mengharuskan Saida mencari mayat wanita berambut panjang yang meninggal sebelum melahirkan. Dengan bantuan adiknya, Mahira (Elina Joerg), Saida berhasil menjalani ritual tersebut dan memperoleh kecantikan yang diidam-idamkan. Namun, perubahan ini justru membawanya pada aksi balas dendam terhadap mereka yang pernah menghinanya, menciptakan teror yang menegangkan.
Pemeran Utama Selvi Kitty sebagai Saia, Elina Joerg sebagai Mahia, Ferdi Ali, Danita Rebecca, Udin Penyok, Mastur, Kelono Gambuh, Jho Rizky, Sarah Sofea, Devi Grace, Putri Cindy
Film ini menawarkan pengalaman horor yang mendalam, mengajak penonton merenungkan pesan moral tentang pentingnya bersyukur atas karunia Tuhan dan tidak melanggar norma agama.
Film horor Indonesia Jabang Mayit (2022), disutradarai oleh Ismail Basbeth, mengangkat kisah mencekam tentang ritual gelap dan makhluk gaib yang memburu bayi.
Hujan (Salvita Decorte) kehilangan bayinya secara misterius. Dalam keputusasaan, ia bertemu Bayu (Cornelio Sunny), yang membawanya ke seorang dukun. Dukun tersebut mengungkapkan bahwa bayi Hujan telah diambil oleh makhluk gaib bernama "Hantu Jabang Mayit", sosok yang dipanggil melalui ritual gelap untuk menargetkan bayi dari ibu-ibu yang tidak siap melahirkan.
Makhluk ini kini lepas kendali dan mulai memburu bayi-bayi lainnya. Hujan dan Bayu harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan bayinya dan menghentikan Hantu Jabang Mayit, sementara sang dukun menyembunyikan sebuah rahasia tentang bagaimana hantu itu pertama kali terlepas ke dunia manusia.
Pemeran Utama Salvita Decorte sebagai Hujan, Cornelio Sunny sebagai Bayu, Karina Salim
Film ini pertama kali tayang di Balimakarya dan JAFF 2022 dengan judul awal Potret Mimpi Buruk (The Portrait of a Nightmar).
Dengan atmosfer yang mencekam dan alur cerita yang penuh ketegangan, Jabang Mayit menawarkan pengalaman horor yang mendalam bagi para penonton.
3 Hari saya remaster ini soalnya sambil kerja trus banyak adegan yang disensor ngeri kali yee tapi jalan ceritanya sama actionnya sih mantap tidak ada obat penilaian saya 8/10
Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu adalah drama romantis Indonesia yang dirilis pada 21 November 2024. Disutradarai oleh Kuntz Agus dan diproduksi oleh MVP Pictures, film ini diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq dengan judul yang sama
Sadali (Ajil Ditto), seorang pemuda asal Bukittinggi, Sumatera Barat, bercita-cita menjadi pelukis dan melanjutkan pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sebelum berangkat, ia dijodohkan dengan Arnaza (Hanggini), gadis desa yang telah dikenalnya sejak lama. Keduanya bertunangan sebelum Sadali merantau ke Yogyakarta
Di Yogyakarta, Sadali tinggal di sebuah rumah kos yang juga berfungsi sebagai galeri seni dan restoran milik Mera (Adinia Wirasti), seorang wanita yang lebih tua, memiliki anak, dan sedang dalam proses perceraian. Seiring waktu, Sadali merasa terhubung secara emosional dengan Mera karena kecintaan mereka terhadap seni. Perasaan kagum berubah menjadi cinta, membuat Sadali berada dalam dilema antara komitmennya dengan Arnaza dan perasaannya terhadap Mera
Sementara itu, Arnaza mulai merasakan perubahan sikap Sadali dan mencoba mempertahankan hubungan mereka dengan mengirimkan surat. Namun, hati Sadali tampaknya telah tertambat pada Mera, memperumit situasi yang sudah rumit
Pemeran Utama Ajil Ditto sebagai Sadali, Adinia Wirasti sebagai Mera, Hanggini sebagai Arnaza, Faiz Vishal sebagai Budi, Ciara Nadine Brosnan sebagai Kikan, Gracia JKT48 sebagai Grace, Wina Marrino dan Joni Asman
Film ini menggambarkan kompleksitas cinta, komitmen, dan pencarian jati diri, dengan latar belakang dunia seni dan dinamika sosial pada akhir tahun 1990-an. Dengan durasi 1 jam 39 menit, film ini menyajikan kisah emosional yang menyentuh dan relevan dengan kehidupan modern
Film Tulang Belulang Tulang yang dirilis pada 26 September 2024 mengisahkan perjalanan keluarga Batak dalam melaksanakan upacara adat Mangokal Holi, yaitu pemindahan tulang belulang leluhur ke pemakaman keluarga. Keluarga Mami Laterina (Atiqah Hasiholan) berangkat dari Bandung menuju Danau Toba dengan membawa tulang belulang kakek buyut mereka dalam sebuah koper. Namun, di tengah perjalanan, koper tersebut hilang, memicu serangkaian peristiwa menegangkan dan penuh emosi.
Kehilangan koper berisi tulang belulang tersebut membuat keluarga Mami Laterina panik, terutama karena keluarga besar dan Opung (nenek) sudah menunggu di Danau Toba untuk melaksanakan upacara. Mereka harus segera menemukan koper tersebut untuk menghindari kutukan dari Opung dan menjaga kehormatan keluarga. Dalam pencarian itu, mereka menghadapi berbagai tantangan, seperti berkendara di jalanan berliku di tepian Danau Toba, dikejar anjing pemakan tulang, hingga melintasi hutan yang dihuni harimau.
Perjalanan ini tidak hanya menjadi ajang petualangan, tetapi juga refleksi bagi setiap anggota keluarga tentang arti harga diri dan pentingnya kebersamaan. Film ini menampilkan dinamika keluarga yang kompleks, termasuk isu trauma lintas generasi dan tekanan sosial dalam keluarga Batak.
Disutradarai oleh Sammaria Sari Simanjuntak, Tulang Belulang Tulang dibintangi oleh Atiqah Hasiholan, Tasha Siahaan, Tanta Ginting, David Saragih, Cornel Nadeak, Lina 'Mak Gondut' Marpaung, dan Landung Simatupang. Film ini menggabungkan unsur komedi dan drama, serta menyoroti kekayaan budaya Batak melalui tradisi Mangokal Holi.
"Jomblo" adalah film komedi-drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2017. Film ini merupakan adaptasi ulang dari film dengan judul yang sama yang dirilis pada tahun 2006, dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Film ini mengisahkan empat sahabat—Agus (Ge Pamungkas), Bimo (Arie Kriting), Olip (Deva Mahenra), dan Doni (Richard Kyle)—yang berstatus jomblo saat kuliah di Universitas B. Mereka memiliki alasan berbeda-beda untuk status tersebut. Keinginan untuk memiliki pasangan membawa mereka pada berbagai usaha dan situasi kocak, yang akhirnya menguji persahabatan mereka.
Pemeran Utama: Ge Pamungkas sebagai Agus, Arie Kriting sebagai Bimo, Deva Mahenra sebagai Olip, Richard Kyle sebagai Doni
Film ini juga dibintangi oleh Natasha Rizky, Aurelie Moeremans, dan Indah Permatasari.
"Realita, Cinta, dan Rock'n Roll" adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2006, disutradarai oleh Upi Avianto. Film ini mengisahkan kehidupan dua sahabat, Ipang (Vino G. Bastian) dan Nugi (Herjunot Ali), yang mencoba menemukan jati diri melalui musik rock. Mereka sering bolos sekolah dan terlibat dalam berbagai kenakalan, serta ditemani oleh Sandra (Nadine Chandrawinata), pemilik toko kaset yang juga memiliki permasalahan pribadi.
Kehidupan pribadi mereka penuh dengan konflik. Ipang harus menghadapi kenyataan bahwa ia adalah anak pungut, sedangkan Nugi terkejut mengetahui bahwa ayahnya, yang telah lama hilang, telah berubah menjadi wanita setelah menjalani operasi transseksual. Film ini menggambarkan perjuangan mereka dalam mengejar impian, menghadapi kenyataan hidup, dan menjalin hubungan persahabatan serta cinta.
"Realita, Cinta, dan Rock'n Roll" dikenal karena penggambaran semangat rock'n roll yang kuat, serta keberaniannya dalam mengeksplorasi tema-tema remaja seperti pencarian identitas dan hubungan keluarga. Film ini juga menampilkan unsur komedi yang menghibur, membuatnya tetap dikenang sebagai salah satu film penting dalam sejarah sinema Indonesia.
Saya Ambil Audio Dari Mimin Ahmadfachry Terima kasih bang
"Sutun 2" adalah film Malaysia yang dirilis pada tahun 2006, merupakan sekuel dari film "Sutun" (2005). Film ini kembali disutradarai oleh Shuhaimi Baba dan dibintangi oleh aktor-aktor seperti Rusdi Ramli, Rosyam Nor, dan Ida Nerina. Cerita film ini melanjutkan kisah Sutun, seorang lelaki yang dibesarkan dengan nilai-nilai kewanitaan oleh ibunya, yang menimbulkan konflik identitas dan penolakan dari masyarakat sekitar. "Sutun 2" mengangkat tema tentang identitas gender, penerimaan sosial, serta perjuangan karakter utama dalam menghadapi stigma dan diskriminasi.
"Sutun" adalah sebuah telefilem Malaysia yang dirilis pada tahun 2005. Cerita ini berfokus pada Sutun, seorang lelaki yang dibesarkan dengan nilai-nilai kewanitaan oleh ibunya. Hal ini menimbulkan konflik identitas dan penolakan dari masyarakat sekitar. Telefilem ini mengangkat tema tentang identitas gender dan penerimaan sosial, serta menganalisisnya melalui pendekatan teori feminisme dan psikoanalisis.
"Dilarang Masuk" adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 24 Maret 2016. Film ini disutradarai oleh Nayato Fio Nuala dan diproduksi oleh Digital Film Media. Beberapa pemain utama dalam film ini antara lain Maxime Bouttier, Sahila Hisyam, Jordi Onsu, Reymon Knuliqh, dan Jessica Torsten.
Cerita film ini berfokus pada Adit (Maxime Bouttier), seorang siswa yang melihat teman barunya, Lisa (Jessica Torsten), terakhir kali di lantai atas sekolah yang sudah lama tidak terpakai dan dilarang dimasuki. Bersama kelima temannya—Shila (Sahila Hisyam), Piyu (Jordi Onsu), Dika (Rayn Wijaya), Indah (Yova Gracia), dan Vera (Jessica Torsten)—Adit memutuskan mencari Lisa di area terlarang tersebut. Namun, mereka justru menemui arwah-arwah penasaran dengan wujud mengerikan. Setelah kejadian tersebut, mereka mulai diteror oleh makhluk halus, baik di sekolah maupun di rumah masing-masing. Penyelidikan lebih lanjut mengungkap rahasia kelam yang tersembunyi di balik lantai atas sekolah tersebut.
Film ini menggabungkan elemen horor dengan komedi, memberikan pengalaman menegangkan sekaligus menghibur bagi penonton.
"Gunung Kawi" adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 15 Februari 2017. Film ini disutradarai oleh Nayato Fio Nuala dan diproduksi oleh Digital Film Media. Beberapa pemain utama dalam film ini antara lain Roy Marten, Maxime Bouttier, Jordi Onsu, Rayn Wijaya, Laras Syerinita, dan Roro Fitria.
Cerita film ini berfokus pada Drajat (46), seorang pengusaha pabrik rokok yang tiba-tiba menunjukkan perilaku aneh dan mengerikan setelah pabriknya bangkrut. Anak laki-lakinya, Ryan (17), prihatin dengan kondisi tersebut dan menemukan bahwa ayahnya terlibat dalam praktik pesugihan di Gunung Kawi. Bersama sepupunya, Bella (20), Ryan memutuskan untuk mencari petunjuk ke Gunung Kawi. Di sana, mereka bertemu dengan Mbah Kawi yang menjelaskan bahwa Drajat melanggar perjanjian dengan jin Gunung Kawi, sehingga keberuntungannya dicabut dan digantikan dengan teror hantu-hantu yang ditumbalkannya.
Film ini menggabungkan elemen horor dengan tema pesugihan dan misteri, serta menampilkan perjalanan karakter utama dalam menghadapi konsekuensi dari perjanjian mistis yang dibuat oleh orang tuanya.
"Start Up Never Give Up" adalah film drama komedi Indonesia yang dirilis pada 10 Oktober 2024. Film ini disutradarai oleh Ibnu Agha dan dibintangi oleh Rifky Balweel, Sheila Dara, dan Ikram Hamzah.
Cerita berfokus pada Doni (diperankan oleh Rifky Balweel) dan Rafi (Ikram Hamzah), dua saudara yatim piatu yang hidup dalam keterbatasan. Doni sering bergonta-ganti pekerjaan dan kerap dipecat, namun tetap percaya diri dan berusaha menarik perhatian wanita cantik seperti tetangganya, Dewi (Sheila Dara), serta Pricila (Ayu Hastari), sekretaris yang tanpa sengaja merekrutnya sebagai manajer pemasaran.
Melihat kondisi Doni yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan tetap, Rafi memutuskan untuk mengembangkan aplikasi startup layanan angkutan online. Dengan modal mobil Kijang tua peninggalan orang tua mereka, keduanya berjuang keras mengembangkan usaha, mulai dari mencari investor untuk iklan, merekrut sopir tambahan, hingga menghadapi berbagai penumpang dengan perilaku unik.
"Sampai Jadi Debu" adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 8 April 2021. Film ini disutradarai oleh Eman Pradipta dan dibintangi oleh Cut Mini sebagai Bu Sugeng, Wafda Saifan sebagai Damar, dan Yasamin Jasem sebagai Laras.
Cerita berfokus pada Damar, anak bungsu dari keluarga Sugeng yang bekerja di Jakarta. Setelah ayahnya meninggal, Damar mengetahui bahwa ibunya, Bu Sugeng, menderita penyakit Alzheimer yang semakin parah. Damar memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali ke Solo untuk merawat ibunya, meskipun hal ini mempengaruhi hubungannya dengan pacarnya, Laras.
Film ini merupakan adaptasi dari lagu berjudul sama karya Banda Neira, yang mengisahkan kasih sayang antara ibu dan anak. "Sampai Jadi Debu" tayang eksklusif di platform streaming Klik Film.
Film ini mendapatkan pengakuan di industri perfilman Indonesia, dengan nominasi di Indonesian Movie Actors Awards (IMAA) 2021 untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Dengan durasi 90 menit, film ini menyajikan kisah yang menghangatkan hati tentang pengorbanan dan kasih sayang keluarga
Film Promise adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 5 Januari 2017. Disutradarai oleh Asep Kusdinar, film ini dibintangi oleh Dimas Anggara, Boy William, Amanda Rawles, Mikha Tambayong, dan Mawar De Jongh.
Cerita dimulai di Yogyakarta, di mana Rahman (Dimas Anggara), seorang pemuda tampan namun lugu dan sederhana, bersahabat dengan Aji (Boy William), seorang playboy yang sering bergonta-ganti pacar. Aji ingin Rahman merasakan cinta dan memiliki wawasan lebih luas, namun caranya justru membawa perubahan drastis dalam hidup Rahman, yang membuat ayahnya marah dan menyebabkan mereka tidak bertemu lagi. citeturn0search0
Delapan belas bulan kemudian, Rahman kuliah di Milan dan bekerja paruh waktu di toko kelontong. Ia bertemu dengan Kanya (Amanda Rawles), gadis Jawa blasteran yang pulang ke Yogyakarta untuk mendengarkan wasiat ibunya, yang berharap Kanya tidak kembali ke Eropa. Selain itu, ada Moza (Mikha Tambayong), teman kuliah Rahman yang memiliki perasaan lebih padanya, namun merasa ada teka-teki dalam hidup Rahman yang belum terpecahkan.
Di Istanbul, Salsabila (Mawar De Jongh), murid pesantren ayah Rahman, jatuh cinta padanya dan menitipkan surat melalui Aji. Suatu malam, Rahman menerima telepon dari Aji dan merasakan perubahan sikap sahabatnya itu. Pertemuan mereka tidak seperti dulu, dan Moza mulai mengetahui siapa sebenarnya Rahman dan perempuan yang dicintainya.
Film ini menggambarkan perjalanan hidup Rahman dalam menghadapi perubahan, cinta, dan persahabatan yang kompleks.
Film tersebut mengisahkan Burhan (Anjasmara), seorang pria kaya yang kehidupannya berbalik menjadi penuh kengerian setelah menikahi Angel (Carissa Perusset) sebagai istri muda. Ketamakan Angel mendorongnya bekerja sama dengan seorang dukun, Sumi (Happy Salma), demi menguasai harta Burhan. Kehidupan Burhan dan istri pertamanya, Vivian (Lulu Tobing), mulai diteror oleh serangkaian kejadian mistis yang mengerikan.
Saat Roy (Elang El Gibran), korban sebelumnya dari pesona Angel, membuka rahasia kelam ini, Burhan dan Vivian menghadapi konsekuensi mengerikan dari ambisi yang tak terkendali.
Film "Kupu-Kupu Kertas" adalah drama romantis yang berlatar belakang sejarah Indonesia pada tahun 1965, khususnya di Banyuwangi. Film ini mengisahkan cinta terlarang antara Ning (diperankan oleh Amanda Manopo), seorang perempuan muda simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Ihsan (diperankan oleh Chicco Kurniawan), yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU).
Cerita dimulai dengan hubungan asmara mereka yang berkembang di tengah ketegangan ideologis antara PKI dan NU. Ketegangan semakin meningkat setelah peristiwa penculikan jenderal oleh simpatisan PKI, yang memicu konflik dan pertumpahan darah. Rekoso (diperankan oleh Iwa K), ayah Ning dan ketua bromocorah, bersama anak buahnya, termasuk Busok (diperankan oleh Reza Arap), terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Kejadian tragis menimpa Rasjid, kakak Ihsan, yang dibunuh oleh simpatisan PKI, semakin memperburuk situasi.
Dalam upaya melarikan diri dari situasi yang semakin berbahaya, Ning dan Ihsan berusaha menghindari amukan massa yang ingin membalas dendam. Film ini tidak hanya menampilkan kisah cinta yang emosional tetapi juga memberikan edukasi tentang peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia, khususnya konflik antara PKI dan NU pada tahun 1965.
"Kupu-Kupu Kertas" disutradarai oleh Emil Heradi dan diproduksi oleh Denny Siregar Production bekerja sama dengan Maxima Pictures. Film ini dirilis pada 7 Februari 2024 dan dibintangi oleh aktor serta aktris ternama Indonesia, termasuk Iwa K, Reza Arap, Samo Rafael, Fajar Nugra, dan Ayu Laksmi.
Film ini mengisahkan situasi Indonesia di era tahun 1960-an ketika cinta gadis yang bernama Ning, yang tumbuh dalam keluarga berpaham Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia jatuh hati pada Ihsan, seorang pria yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Karena terhalang oleh perbedaan ideologi. Pada awalnya, mereka tidak mempedulikan perbedaan latar belakang tersebut. Namun, keadaan berubah drastis ketika konflik besar terjadi.
"Bila Esok Ibu Tiada" adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 14 November 2024. Film ini mengisahkan perjuangan Rahmi, seorang ibu tunggal yang berusaha menjaga keharmonisan keluarganya setelah suaminya, Haryo, meninggal dunia. Rahmi memiliki empat anak dengan karakter berbeda:
Ranika (Adinia Wirasti): Anak sulung yang berperan sebagai figur otoriter di keluarga.
Rangga (Fedi Nuril): Anak kedua yang merasa tidak dihargai dan sering berselisih dengan Ranika.
Rania (Amanda Manopo): Anak ketiga yang terlibat konflik dengan Ranika akibat hubungan dengan sahabat Ranika.
Hening (Yasmin Napper): Anak bungsu yang menghadapi masalah pribadinya sendiri.
Konflik antar saudara ini menambah kompleksitas dalam usaha Rahmi mempertahankan keutuhan keluarga. Film ini menampilkan pesan tentang pengorbanan seorang ibu, pentingnya hubungan keluarga, dan proses menerima kehilangan.
Selain para pemain utama, film ini juga dibintangi oleh Slamet Rahardjo sebagai Haryo, serta Nunu Datau, Hana Saraswati, Baim Wong, dan Immanuel Caesar Hito.
Disutradarai oleh Rudy Soedjarwo dan diadaptasi dari novel karya Nuy Nagiga, film ini diharapkan dapat menyentuh hati penonton dengan kisah emosionalnya.