Film Movie
Sub Category
Sunan Kalijaga & Syech Siti Jenar (1985) adalah sebuah film yang mengangkat kisah dua tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa, yakni Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar. Film ini menyajikan cerita yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan, pertentangan antara pemikiran tradisional dan mistisisme, serta perjuangan spiritual yang besar.
Film ini menceritakan tentang Sunan Kalijaga, seorang wali yang dikenal dengan pendekatan dakwah yang lembut dan penuh kebijaksanaan, serta Syech Siti Jenar, seorang tokoh yang dikenal dengan ajaran mistiknya yang kontroversial. Keduanya memiliki cara dan filosofi yang sangat berbeda dalam menyebarkan ajaran Islam, meskipun keduanya sama-sama berusaha mendekatkan masyarakat kepada Tuhan.
Sunan Kalijaga adalah seorang wali yang menggunakan seni dan budaya lokal untuk menyampaikan ajaran Islam, agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa. Ia dikenal dengan kebijaksanaan dalam memilih cara berdakwah yang sesuai dengan kearifan lokal dan budaya yang ada pada saat itu. Melalui pendekatan ini, ia berhasil mengubah banyak orang menjadi pengikut setia Islam, dengan cara yang tidak memaksakan tetapi penuh dengan kasih sayang dan pengertian.
Syech Siti Jenar, di sisi lain, memiliki ajaran yang lebih mistik dan dianggap menyimpang oleh banyak kalangan, termasuk beberapa anggota Wali Songo. Ia mengajarkan pencapaian kesatuan dengan Tuhan melalui pemahaman spiritual yang mendalam, seringkali melibatkan pengalaman batin yang sulit dipahami oleh orang banyak. Ajarannya yang lebih bebas dan esoterik sering kali bertentangan dengan ajaran Islam yang lebih konvensional pada masa itu.
Konflik dalam film ini berfokus pada perbedaan pandangan antara Sunan Kalijaga yang lebih moderat dan Syech Siti Jenar yang lebih radikal dalam pemahamannya tentang ajaran agama. Perbedaan ini menciptakan ketegangan antara kedua tokoh tersebut, serta dengan masyarakat sekitar yang mulai terpengaruh oleh ajaran masing-masing.
Meski demikian, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyebarkan kebenaran dan membawa umat manusia lebih dekat kepada Tuhan, meski dengan cara yang sangat berbeda. Ajaran Syech Siti Jenar dianggap sesat oleh beberapa pihak, yang akhirnya memunculkan pertentangan yang lebih besar, hingga menyebabkan tragisnya nasib Syech Siti Jenar.
Film ini mengangkat tema-tema seperti pertentangan ajaran agama, keberagaman dalam spiritualitas, dan perjuangan hidup dalam mencari kebenaran. Ia menggambarkan bagaimana perbedaan pandangan dan cara berdakwah dapat menimbulkan konflik, namun pada akhirnya, semua tokoh tersebut memiliki niat yang sama untuk memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi umat.
Sunan Kalijaga & Syech Siti Jenar (1985) adalah sebuah karya yang mengajak penonton untuk merenungkan makna sejati dari agama, kesetiaan terhadap keyakinan, dan bagaimana perbedaan bisa dijembatani dengan bijaksana.
i love You
Awal film terlihat seorang perempuan yang baru menyelesaikan kuliahnya, bernama Mahya atau sering dipanggil Maya. Teman dekat Maya, yaitu Duma, menanyakan tujuan Maya setelah lulus. Maya pun berkata bahwa dia akan segera menikah
Film ini menceritakan kisah hidup Jeru (Gilga Sahid), seorang pemuda sederhana yang bercita-cita menjadi musisi sukses bersama grup musik campursari-nya, Konco Seneng. Dalam perjalanannya meraih impian,
Ketindihan adalah sebuah film horor Indonesia tahun 2025 yang disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo, diproduseri oleh Chetan A. Samtani, dan ditulis oleh Widi Lestari. Film tersebut menampilkan Haico Van der Veken, Kevin Ardilova, Donny Damara, Wulan Guritno, dan Zee Zee Shahab Film tersebut dirilis pada 9 Januari 202
"Qodrat" merujuk pada film horor aksi religi Indonesia yang dirilis pada tahun 2022. Film ini dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Marsha Timothy, disutradarai oleh Charles Gozali, dan tayang perdana di bioskop pada 27 Oktober 2022. Film ini juga memiliki sekuel, "Qodrat 2", yang tayang perdana pada 31 Maret 2025.
Film Sunan Kalijaga (1983), disutradarai oleh Sofyan Sharna dan dibintangi oleh Deddy Mizwar sebagai Raden Mas Said (kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga), mengisahkan perjalanan spiritual dan perjuangan moral seorang pemuda Jawa dalam menyebarkan agama Islam di masa Kerajaan Majapahit.
Raden Mas Said adalah putra sulung Tumenggung Wilarikta, seorang pejabat tinggi di wilayah Tuban, Majapahit. Suatu hari, ia menyaksikan sebuah keluarga miskin yang menderita busung lapar. Tersentuh oleh penderitaan mereka, ia diam-diam mengambil makanan dari lumbung orang tuanya untuk diberikan kepada keluarga tersebut. Tindakannya diketahui dan ia dihukum sekap di gudang makanan sebagai bentuk pembelajaran.
Keputusan orang tuanya membuat Raden Mas Said merasa tidak betah tinggal di rumah. Ia mulai melakukan perjalanan ke berbagai daerah dan menyaksikan banyak penyelewengan serta ketidakadilan yang dilakukan oleh para pejabat setempat. Ia melaporkan hal tersebut kepada ayahnya, namun malah dianggap sebagai sumber fitnah.
Dalam perjalanannya, Raden Mas Said bertemu dengan Sunan Bonang, seorang ulama besar yang mengajarkan ilmu agama dan spiritualitas. Ia melakukan tapa di pinggir sungai, menghadapi berbagai cobaan dengan ketabahan. Berkat kesabarannya, ia memperoleh "Nur" (kekuatan) dari Ilahi dan diangkat menjadi Wali yang terkenal dalam deretan Wali Songo dengan nama Sunan Kalijaga .
Film ini dirilis pada tahun 1983 dan menjadi salah satu film terlaris di Jakarta pada tahun 1984 dengan 575.631 penonton .
Deddy Mizwar berperan sebagai Raden Mas Said/Sunan Kalijaga, sementara Zainal Abidin memerankan Sunan Bonang.
Film ini mendapatkan beberapa nominasi dan penghargaan di Festival Film Indonesia 1984, termasuk nominasi untuk Sutradara Terbaik (Sofyan Sharna) dan Pemeran Utama Pria Terbaik (Deddy Mizwar) .
Sunan Kalijaga (1983) adalah sebuah karya sinematik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan spiritual yang mendalam, mencerminkan perjuangan seorang individu dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
Reuben (Reza Rahadian) adalah "pangeran" konglomerat media WIN TV yang terkenal playboy dan sinis. Ayahnya, Gunadi (Bucek Depp) menginisiasi acara "Wanita Tercantik di Dunia", tempat pria lajang berkualitas mencari jodoh. Sesuatu yang mengagetkan mengharuskan Reuben mencari istri melalui acara "Wanita Tercantik di Dunia", yang sebenarnya ia tidak sukai. Kiara (Sheila Dara Aisha) ditunjuk untuk mengubah acara itu dengan cara pandang baru. Di sisi lain, Reuben dan Kiara tidak tahan bekerja dengan satu sama lain dan sering berdebat. Helen (Jihane Almira) memenangkan acara tersebut dan siap menikah dengan Reuben. Namun, sebuah bencana yang melanda Reuben dan Kiara, mengubah jalan hidup dan pilihan mereka berdua.
Glenn (Reza Rahadian) menikahi Maya (Marissa Anita). Pada suatu hari, Glen meminta izin kepada Maya untuk berdinas ke luar kota menggunakan pesawat. Namun, sebenarnya Glen tidur dengan selingkuhannya, Kania (Luna Maya),
Film Misteri Banyuwangi (Dukun Santet) dirilis pada tahun 1998 dan disutradarai oleh Walmer Sitohang. Film ini mengangkat kisah nyata yang terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, pada tahun 1998, di mana terjadi serangkaian pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai dukun santet.
Cerita dimulai dengan Ratmono (diperankan oleh Arif Terikasan), seorang pria yang terpikat oleh seorang penari gandrung Banyuwangi. Karena obsesi untuk menikahi penari tersebut, Ratmono menceraikan istrinya dan menghabiskan seluruh hartanya. Namun, niatnya berakhir tragis ketika ia bunuh diri setelah kehilangan segalanya. Peristiwa ini memicu kebencian warga desa terhadap dukun santet, dan mereka berencana untuk mengusir para dukun tersebut. Namun, rencana ini dihalangi oleh Ustad Sutar (diperankan oleh Anton Yanuar). Tak lama kemudian, desa digegerkan dengan serangkaian pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai dukun santet. Pembunuhan-pembunuhan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang mengenakan pakaian serba hitam dan menutupi wajahnya, mirip seperti ninja. Ustad Sutar juga menjadi target teror, termasuk ancaman melalui telepon dan serangan fisik. Pihak berwajib memberikan pernyataan samar-samar, bahkan menyangkal adanya kelompok ninja tersebut. Film ini berakhir dengan misteri yang belum terungkap, meninggalkan pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Film ini merupakan salah satu contoh dari subgenre sociohistorical horror dalam sinema Indonesia, yang menggabungkan elemen horor dengan konteks sosial dan sejarah nyata. Misteri Banyuwangi berusaha menggambarkan ketegangan sosial dan ketakutan yang melanda masyarakat saat itu, serta dampak dari prasangka dan ketidakpastian yang muncul akibat peristiwa tersebut.
Meskipun film ini tidak banyak dikenal di luar komunitas penggemar film horor Indonesia, Misteri Banyuwangi tetap menjadi salah satu karya penting yang merefleksikan peristiwa kelam dalam sejarah sosial budaya Indonesia.
cari sinyal
Film horor Indonesia berjudul Pemandi Jenazah (2024) disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu dan diproduksi oleh Visual Media Studio. Film ini pertama kali tayang di bioskop pada 22 Februari 2024 dan kini tersedia untuk streaming di Netflix.
Pemandi Jenazah mengisahkan Lela (Aghniny Haque), seorang wanita yang mewarisi profesi ibunya, Bu Siti (Djenar Maesa Ayu), sebagai pemandi jenazah di desanya. Setelah ibunya meninggal dunia secara misterius, Lela harus memandikan jenazah ibunya sendiri. Dalam proses tersebut, ia menemukan kejanggalan pada tubuh ibunya dan merasa bahwa kematian ibunya tidak wajar. Perasaan ini diperkuat dengan serangkaian kematian lain di desanya yang juga menyimpan kejanggalan. Lela bertekad untuk mengungkap misteri di balik kejadian-kejadian tersebut.
Pemeran Utama Aghniny Haque sebagai Lela, Djenar Maesa Ayu sebagai Bu Siti, Ibrahim Risyad sebagai Arif, Amara Sophie sebagai Rika, Ruth Marini sebagai Bu Terry, Mian Tiara sebagai Bu Tuti, Riafinola Ifani Sari sebagai Bu Ida, Messi Gusti sebagai Rika Kecil
Film ini mengangkat tema tentang kematian dan profesi pemandi jenazah yang jarang dieksplorasi dalam sinema Indonesia. Sutradara Hadrah Daeng Ratu berharap film ini tidak hanya menghadirkan suasana mencekam, tetapi juga mengajak penonton untuk lebih reflektif dalam menyikapi kematian.
comedy
Adi, Saman, and Ayu live in Jatijajar, a remote Central Java village. Having to help their family in the fields, Adi and Saman are often late for school. As a result, the two of them are often punished by Mrs. Woro, their strict teacher. One day, Adi and Saman's resentment toward Mrs. Woro peaks. They swear at her and even hope that the teacher will die. This oath is pronounced simultaneously as the Maghrib call to prayer. Not long after, Mrs. Woro dies tragically.
Di tengah kesulitan finansial keluarga yang tak kunjung usai, Sultan (Vino G. Bastian), anak pertama yang sudah bertahun-tahun merantau di Jakarta dan selalu mengaku sukses pada keluarga di kampung, dipusingkan dengan kabar bahwa mendiang bapaknya meninggalkan warisan berupa utang sejumlah 300 jut
Pak Domu dan Mak Domu merupakan orang tua dari empat orang anak: Sarma, Domu, Gabe, dan Sahat. Sarma tinggal bersama orangtuanya, sementara yang lain tinggal di kota kota luar dengan karirnya tersendiri. Karena rindu dan menjelang sebuah pesta syukuran khas Batak, kedua orangtua ingin anak-anaknya pulang, namun terhalang dilema: Domu ingin menikahi seorang wanita Sunda namun dilarang Pak Domu karena menganggap orang yang berasal dari suku lain tidak bisa mengerti adat Batak;
Kapal Goyang Kapten adalah sebuah film komedi Indonesia garapan Raymond Handaya, ditulis oleh Muhadkly Acho dan Awwe, dan diproduksi oleh Mega Pilar Pictures yang ditayangkan pada 5 September 2019. Film tersebut menampilkan Ge Pamungkas, Yuki Kato, Babe Cabita, Mamat Alkatiri, Arief Didu, Asri Welas, Romaria Simbolon dan lain-lain.[1][2]
Kaka Boss menghadirkan kisah tentang keluarga dari Indonesia Timur di Jakarta. Ferdinand "Kaka Boss" Omakare, seorang direktur penyedia jasa penagih utang dan pengawal dari Indonesia Timur yang telah sukses. Karena putrinya, Angel tidak merasa bangga akan profesi ayahnya yang dianggap sebagai preman oleh teman-temannya di sekolah,
Seorang santriwati muda bernama Farah menikah dengan Wahab, calon bupati di daerahnya dengan niat ibadah demi meraih surga. Namun, pernikahan yang tampaknya penuh kebahagiaan ini ternyata menyimpan rahasia kelam yang perlahan-lahan menghancurkan jiwa Farah.
Dhea (Lutesha) dalam perjalanan untuk liburan ke Korea bersama adiknya Sakti (Rafly Altama Putra). Sesampainya di bandara, pacarnya Bimo (Ganindra Bimo) dan dua sahabat terbaiknya Kikan (Dea Panendra) dan Tara (Anya Geraldine) tiba-tiba muncul dan memberi kejutan kepada Dhea