Film Movie
Sub Category
Audio Source: HBO
Mastering GRADE: 6
Silahkan di Remaster untuk kualitas yang lebih baik
Petarung MMA Cole Young, yang terbiasa menerima pukulan demi uang, tidak menyadari warisannya-atau mengapa Kaisar Dunia Luar Shang Tsung telah mengirim prajurit terbaiknya, Sub-Zero, seorang Cryomancer dunia lain, untuk memburu Cole. Khawatir akan keselamatan keluarganya, Cole pergi mencari Sonya Blade ke arah Jax, seorang Mayor Pasukan Khusus yang memiliki tanda naga aneh yang sama dengan Cole saat lahir.
"Rumah Teteh" dalam konteks ini merujuk pada film horor Indonesia berjudul Rumah Teteh: Story of Helena, yang diangkat dari kisah nyata yang pernah viral di media sosial. Film ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Brii yang tinggal di sebuah rumah kos yang dikenal sebagai "Rumah Teteh" bersama teman-temannya, dan mereka mengalami serangkaian kejadian horor yang misterius. Kejadian-kejadian ini semakin intens setelah Brii berteman dengan seorang wanita bernama Helena.
Muluk (Reza Rahadian), sarjana manajemen yang telah menganggur hampir dua tahun, tak kenal menyerah mencari pekerjaan
Suatu hari, Muluk bertemu Komet (Angga Putra), pencopet muda, yang memperkenalkannya kepada Jarot (Tio Pakusadewo), pemimpin kelompok pencopet anak-anak yang beroperasi di mal, pasar, dan angkot
Muluk menawarkan diri sebagai pengelola hasil mencopet: mencatat pendapatan, memotong 10% sebagai "biaya manajemen", dan menyisihkan dana untuk pendidikan anak-anak jalanan
Ia dibantu Samsul (Asrul Dahlan) dan Pipit (Ratu Tika Bravani)—keduanya juga sarjana pengangguran—untuk mengajarkan agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan kepada anak-anak (arsip.festivalfilm.id).
Muluk hanya mengaku ke keluarganya bekerja di HRD, dan ayahnya, Pak Makbul (Deddy Mizwar), serta calon mertua Pipit bangga mendengar kabar itu
Konflik muncul saat keluarga dan lingkungan melihat dana dari "uang haram" hasil mencopet, meski digunakan baik oleh Muluk dan timnya
Film ini menyentuh isu nyata: pengangguran sarjana, anak jalanan, dan kebijakan sosial yang sering luput dari perhatian negara
Dengan satir cerdas, film ini menyindir sikap masyarakat yang berpendidikan namun berpikiran sempit serta menyerukan tanggung jawab sosial lewat kritik moral yang halus dan dialog tajam—seperti momen "Amien!" setelah lagu kebangsaan .
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) adalah film satir yang cerdas dan menggugah — mengajak penonton berpikir ulang tentang moralitas, pendidikan, dan keadilan. Dengan bumbu komedi dan kritik sosial yang halus, film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga panggilan untuk kesadaran kolektif.
Maya (Arla Ailani) dan Ita (Adzana Ashel), dua sahabat yang sedang mendaki Gunung Gede, tiba-tiba mengalami kejadian yang tak terduga. Saat semua orang menyalahkan Ita karena telah memecahkan sebuah mitos, Maya pun tidak mempercayainya. Apakah cuma karena hal itu sahabatnya harus menanggung akibat yang sangat mengenaskan? Ataukah ada hal lain yang Ita telah perbuat hingga ia harus menanggung siksa dan teror sedemikian kejamnya? Maya bertekad untuk mencari jawaban demi menyelamatkan nyawa sahabat tercinta.
ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana keluarga suami (terutama mertua dan ipar) dianggap memberikan dampak negatif atau masalah dalam rumah tangga, seringkali dengan cara ikut campur dalam urusan rumah tangga, memberikan tekanan, atau membuat konflik antara suami dan istri.
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu adalah sebuah film Indonesia tahun 2025 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film tersebut diadaptasi dari novel karya Puthut EA dengan judul yang sama. Film tersebut menampilkan Refal Hady, Nadya Arina, Carissa Perusset, Slamet Rahardjo, Meriam Bellina, dan Morgan Oey.
Prithvi berniat membalas dendam pada Gyanendra Singh dan orang Inggris. Ia pun mengirim putranya, Veer, ke Inggris untuk mempelajari rencana mereka - namun justru jatuh cinta pada putri Gyanendra.
Punk in Love (2009) adalah film drama komedi Indonesia yang disutradarai oleh Ody C. Harahap dan diproduksi oleh MVP Pictures. Film ini menampilkan Vino G. Bastian, Andhika Pratama, Yogi Finanda, dan Aulia Sarah sebagai pemeran utama.
Cerita dimulai ketika Arok (Vino G. Bastian), seorang anak punk asal Malang, berniat bunuh diri setelah mengetahui bahwa Maia (Girindra Kara), gadis pujaannya, akan menikah dengan pria lain di Jakarta dalam waktu lima hari. Teman-temannya—Yoji (Andhika Pratama), Mojo (Yogi Finanda), dan Almira (Aulia Sarah)—berusaha menghentikan niat Arok dan akhirnya memutuskan untuk membantunya menyatakan cinta kepada Maia.
Dengan modal kurang dari 50 ribu rupiah, mereka memulai perjalanan dari Malang menuju Jakarta. Sepanjang perjalanan, mereka menghadapi berbagai tantangan, seperti kebanjiran, kejar-kejaran dengan bus maut di jalur Pantura, dan berkelahi dengan tukang sate. Meskipun demikian, mereka tetap mempertahankan semangat punk mereka dan belajar banyak tentang persahabatan, cinta, dan kehidupan di jalanan.
Film ini menggambarkan sisi lain dari anak punk yang sering kali dianggap negatif oleh masyarakat. Melalui perjalanan mereka, film ini menunjukkan bahwa meskipun tampil dengan gaya yang berbeda, anak punk juga memiliki hati yang baik dan nilai-nilai positif. Selain itu, film ini juga menyoroti pentingnya persahabatan dan keberanian untuk mengejar cinta sejati.
"Punk in Love" adalah kisah tentang cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri yang dikemas dengan humor dan petualangan seru. Film ini cocok bagi mereka yang menyukai cerita dengan karakter unik dan penuh warna.
menceritakan kisah Adam Reed, seorang pilot tempur yang sedang menjelajah waktu. Ia mengalami kecelakaan saat menembus ruang dan waktu, mendarat di tahun 2022. Di sana, ia bertemu dengan versi dirinya yang lebih muda, berusia 12 tahun, dan ayahnya. Bersama-sama, mereka berjuang untuk menyelamatkan masa depan dan mengatasi trauma yang diakibatkan oleh kehilangan sang ayah
Anthont Swofford, sniper Amerika, berbagi pengalamannya dan menghabiskan waktu bersama Troy - mengenang hari-hari berbahaya selama 'Operation Desert Strom' dalam masa perang Kuwait dan Irak.
Film ini bercerita tentang Sari (Ariel Tatum) merintis kariernya sebagai food analyst di perusahaan kawakan Bowo Foods. Ia yang datang dari keluarga sederhana harus membangun karier dari nol di tengah peliknya kondisi ekonomi.
Situasi yang serba terbatas itu membuat Sari mau menerima permintaan sahabatnya, Yasmin (Caitlin Halderman), untuk menjadi joki kencan buta.Yasmin berasal dari kalangan menengah ke atas. Ia merasa jengah lantaran terus-menerus dijodohkan. Ia pun kembali didesak untuk kencan buta dengan seorang laki-laki bernama Utama (Abidzar Al-Ghifari). Kali ini, Yasmin akan digantikan oleh Sari yang telah mengiyakan permintaannya menjadi joki kencan buta.
Sementara itu, Utama juga bernasib tak jauh berbeda karena terus didesak untuk menikah. Desakan paling kencang datang dari kakek sekaligus pemilik Bowo Foods, Eyang Bowo (Slamet Rahardjo). Utama dan Sari akhirnya bertemu dalam kencan buta. Mereka menghabiskan waktu untuk makan malam bersama, tanpa menyadari bahwa Sari adalah karyawan dari perusahaan Bowo Foods. Ia akhirnya dihadapkan dengan identitas yang berlapis, antara menggantikan Yasmin menjadi kekasih Utama hingga jati diri sesungguhnya sebagai pegawai Bowo Foods dari keluarga biasa
Alana (Pevita Pearce) tidak mengerti mengapa dia selalu dikuasai oleh kemarahan, tapi dia selalu berusaha untuk melawannya. Dia lahir saat letusan gunung berapi yang memisahkan dia dan orang tuanya. Dia kemudian diadopsi oleh seorang wanita kaya yang berusaha membantunya menjalani kehidupan normal. Namun, saat dewasa, Alana menemukan kebenaran tentang asalnya bahwa dia bukan manusia biasa. Dia bisa menjadi kebaikan untuk kehidupan atau menjadi kehancuran bila ia tidak dapat mengendalikan amarahnya.[5]
Film ini menceritakan Ian Antono yang selalu dibanding-bandingkan dengan adiknya, Uta Antono. Uta selalu memiliki kehidupan cemerlang sesuai keinginan kedua orangtuanya. Di sisi lain, Ian berusaha mengejar mimpinya dalam karier bermusik. Namun, Uta dan Ian kehilangan orangtua secara mendadak. Ia lalu berusaha untuk kuat dan mengubur semua perasaannya hingga mati rasa.
Film Sunan Gunung Jati (1985) adalah sebuah karya sinematik yang mengangkat kisah perjalanan hidup dan perjuangan Sunan Gunung Jati, salah satu anggota Wali Songo yang sangat penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Dalam film ini, Sunan Gunung Jati digambarkan sebagai sosok yang memiliki kharisma dan kebijaksanaan luar biasa dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, khususnya di Cirebon.
Film ini mengisahkan perjalanan hidup Syarif Hidayatullah, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, dari masa mudanya hingga menjadi tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia. Lahir dari keluarga kerajaan, Syarif Hidayatullah memiliki banyak kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin duniawi. Namun, hatinya lebih terpanggil untuk mencari kebenaran dan menuntut ilmu, yang membawanya ke Makkah. Setelah menuntut ilmu agama di Mekkah, ia kembali ke tanah air dengan misi untuk menyebarkan ajaran Islam yang damai.
Setibanya di Cirebon, ia menghadapi banyak tantangan, baik dari kerajaan yang masih berpegang teguh pada tradisi animisme dan Hindu-Buddha, maupun dari masyarakat yang skeptis terhadap agama Islam yang baru masuk. Dengan pendekatan yang bijak dan penuh kesabaran, Sunan Gunung Jati berhasil menyebarkan ajaran Islam, tidak hanya melalui dakwah lisan, tetapi juga dengan cara-cara yang lebih praktis seperti seni, budaya, dan kedamaian. Ia juga dikenal memiliki kemampuan luar biasa dalam meredakan konflik sosial dan politik yang terjadi pada masa itu.
Sunan Gunung Jati juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang memadukan kebijaksanaan politik dan agama, menjadikan Cirebon sebagai salah satu pusat kekuatan Islam di Jawa Barat. Kisah dalam film ini tidak hanya berkisar pada perjuangan dakwah Sunan Gunung Jati, tetapi juga memperlihatkan sisi kemanusiaannya, termasuk kisah cintanya, hubungan dengan sesama Wali Songo, serta perjuangannya untuk menyatukan umat.
Film ini juga menampilkan berbagai tokoh penting lainnya, seperti para Wali Songo, serta para tokoh kerajaan dan masyarakat sekitar.
Film Sunan Gunung Jati (1985) menekankan pada nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan kebijaksanaan dalam menyebarkan ajaran agama. Dikisahkan, Sunan Gunung Jati mampu merangkul berbagai lapisan masyarakat, meski dalam kondisi yang penuh tantangan dan perbedaan. Melalui film ini, penonton diajak untuk mengapresiasi perjuangan para ulama dalam membawa perubahan sosial dan spiritual yang positif bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai bagian dari sejarah Indonesia, film ini memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang bagaimana Islam menyebar di Jawa, dengan pendekatan yang lebih damai dibandingkan dengan kekerasan yang sering terjadi dalam konteks sejarah penyebaran agama-agama lainnya. Karya ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan menjadi salah satu referensi dalam memahami peran Wali Songo, khususnya Sunan Gunung Jati, dalam perkembangan agama Islam di Indonesia.
Secara keseluruhan, Sunan Gunung Jati (1985) adalah film yang menggugah dan memberikan wawasan tentang salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam di Indonesia.
Inspektur Polisi Ram akhirnya menangkap Ballu, seorang penjahat terkenal. Ganga, kekasih Ram, menyamar & Ballu jatuh cinta padanya. 'Neraka memanas' saat ia mengetahui kartu identitas wanita tersebut.
Vocal Source: ANTV - 21 Januari 2024
NOTE: Beberapa adegan yg di-CUT ANTV sudah ditambal pake audio ZeeBioskop, Jadi ini Full dialog Indo
Fight Back to School III adalah film komedi aksi Hong Kong yang dirilis pada 14 Januari 1993. Film ini merupakan instalasi ketiga dari seri Fight Back to School, yang dibintangi oleh Stephen Chow dan disutradarai oleh Wong Jing.
Chow Sing Sing (Stephen Chow), seorang polisi yang dikenal dengan penyamarannya, kali ini ditugaskan untuk menyelidiki kasus pembunuhan seorang jutawan bernama Million Wong. Karena Million Wong memiliki kemiripan fisik dengan Sing Sing, ia diminta untuk menyamar sebagai suami dari Judy Tong Wong (Anita Mui), istri dari korban. Meskipun awalnya enggan, Sing Sing akhirnya menerima tugas tersebut.
Namun, masalah muncul ketika tunangan Sing Sing, Ah Man (Sharla Cheung), merasa cemburu dan tidak setuju dengan penyamaran tersebut. Seiring berjalannya waktu, Sing Sing mulai merasakan ketertarikan terhadap Judy, yang memperumit situasi dan menambah konflik dalam hubungan pribadinya.
Tentang seorang ibu tunggal yang cuma pengen satu hal, bisa kasih hidup yang layak buat anaknya. Tapi ya gitu deh, hidup malah kasih tantangan bertubi-tubi, akhirnya Janiyah nyampe di titik di mana dia merasa udah gak punya pilihan lagi.